Monday, December 01, 2008

BERITA MINGGUAN WAY OF LIFE

Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (GITS) Jak-Ut

HOMOSEKSUAL NGAMUK
Setelah diluluskannya undang-undang Proposition 8 di Kalifornia, yang melarang pernikahan homoseksual, para homoseks mempertunjukkan semangat anti-Kristen mereka yang tidak toleran. Pada tanggal 16 November, ada demonstrasi di 300 kota di seluruh Amerika. Dengan memfitnah keyakinan Kristiani melawan homoseksual sebagai "kebencian," para pemrotes membawa berbagai papan yang bertuliskan "Don't Spread H8." Para pemrotes terkadang menggunakan kekerasan dan menargetkan orang-orang Mormon, Gereja Katolik, Injili, Pantekosta, dan yang lainnya yang mendukung pelarangan itu. Para homoseks mengklaim bahwa kasus mereka adalah kasus hak asasi, dengan slogan-slogan seperti "Gay adalah kulit hitam yang baru," walaupun sebagian besar orang kulit hitam dan Hispanik mendukung larangan Kalifornia atas "pernikahan" sama jenis. Beratus-ratus aktivis homoseksual yang ganas menargetkan gereja Rick Warren Saddleback Church pada tanggal 9 November, walaupun dia dan istrinya telah sengaja menyatakan "toleransi" mereka akan kerusakan moral para homoseks dan juga menyatakan sedia untuk bekerja dengan mereka untuk membangun "kerajaan Allah." Cindy Gorman, seorang resepsionis gereja tersebut mengatakan bahwa ia menerima lusinan telpon yang marah-marah dan yang mengancam. Mereka mengatakan, "Kalian dalam bahaya" ("Homosexuals Protest Warren's Church," CNSNews.com, 14 Nov. 2008). Dalam sebuah protes di Palm Springs, California, seorang wanita 69 tahun yang memikul sailb Styrofoam diludahi dan dipukul kepalanya. Salib itu dirobek dari tangannya dan diinjak-injak hingga hancur. Insiden ini
tertangkap oleh video dari KPSP-TV-Chanel 2, yaitu afiliasi CBS di Palm Springs, dan dimasukkan dalam YouTube (Ibid., CNSNews.com) . Wanita itu memberitahu koran Desert Sun bahwa "mereka seperti kumpulan anjing."

Tanggal 14 November, beratus-ratus homoseksual menyerang sebuah grup Kristen di Distrik Castro, San Francisco, sambil menyerukan kata-kata kotor, menyiram mereka dengan kopi panas, memukul salah satu dari mereka di kepala dengan Alkitab, menendang mereka, dan mengancam akan membunuh mereka ("Sparks Fly as `Gay' Activist Mob Swarms Christians," WorldNetDaily, 17 Nov. 2008). Para Kristen itu bahkan bukan sedang berkhotbah, melainkan hanya berdoa dan menyanyikan himne. Pada tanggal 9 November, para pemrotes homoseksual yang berafiliasi dengan Bash Back, mengganggu jalannya sebuah kebaktian di Mount Hope Church di Lansing, Michigan, yang masuk denominasi Sidang Jemaat Allah. Para aktivis (homoseks) tersebut membunyikan alarm kebakaran, menggantung banner dari balkon, melempar selebaran dan kondom dan confetti, sambil meneriaki para anggota jemaat, menampilkan sebuah salib merah muda yang terbalik, dan menggunakan sebuah megafon untuk menyerukan slogan-slogan seperti "Yesus homo" ("Gay Rights Protesters Disrupt Sunday Service," Lansing State Journal, 12 Nov. 2008; "Gay Anarchist `Action' Hits Church," Lansing City Pulse, 11 Nov. 2008). Dua orang lesbian berdiri di mimbar dan berciuman.

Para pemrotes lainnya, yang menyebut diri mereka sendiri sebagai "fags," lari bolak-balik di lorong gereja. Selebaran-selebaran yang mereka lemparkan menyatakan, "Kami spesialis dalam mengkonfrontasi homofobia, transfobia, dan sebuah bentuk opresi lainnya." Departemen sheriff berespons, tetapi seolah-olah tidak serius, sebagaimana tipikal dalam kekacauan yang disebabkan oleh homoseksual; mereka tidak menahan siapa-siapa atau mengajukan tuntutan. Jika orang Kristen yang melakukan semua itu dalam sebuah rally homoseksual, maka anda bisa pasti mereka akan ditangkap dan dituntut undang-undang "kebencian," and media akan menyoroti kelakuan seperti itu di depan publik 24 jam sehari. Pada tahun 2004, sebelas orang Kristen dalam organisasi Repent America ditangkap dan dituntut dengan berbagai kejahatan, hanya karena mereka melakukan protes terhadap sebuah "Outfest" (semacam festival) homoseksual di Philadelphia.

OBAMA MENOLAK DOKTRIN ALKITAB TENTANG NERAKA
Dalam sebuah wawancara dengan Cathleen Falsani dari Chicago Sun Times, Barack Obama dengan jujur mengatakan bahwa ia tidak membaca Alkitab ataupun berdoa secara reguler. Ia curiga terhadap dogma dan kepastian, dan merasa bahwa "agama paling baiknya harus disertai dosis keraguan yang besar" ("Obama's Fascinating Interview with Cathleen Falsani," BeliefNet, 11 Nov., 2008). Ia percaya bahwa Yesus adalah seorang guru yang hebat, bahwa dosa adalah "keluar dari jalur nilai-nilai pribadi saya," dan bahwa surga bisa saja "sekarang ini atau nanti." Ia tidak "berani berasumsi tahu apa yang akan terjadi setelah saya mati." Walaupun ia mengklaim menolak dogmatisme agama, tetapi ia secara dogmatis menolak doktrin tentang neraka. Ia menolak "kepercayaan bahwa orang yang tidak menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat pribadi mereka akan pergi ke neraka." Ia mengatakan, "Saya sulit untuk percaya bahwa Allah saya akan memasukkan empat per lima dunia ini ke dalam neraka. Saya tidak dapat membayangkan Allah saya akan membiarkan seorang anak kecil Hindu di India yang tidak pernah berinteraksi dengan iman Kristen untuk dibakar selamanya. Itu bukanlah bagian dari kepercayaan agama saya." Obama meninggekan pemimpin agama Hindu, Gandhi, sebagai "contoh hebat akan seorang rohaniwan yang mendalam" dan mengatakan bahwa FoxNews dan acara bincang-bincang radio "kadang-kadang berbahayan." Barack Obama adalah presiden Amerika pertama yang beraliran New Age. Oleh sebab itulah ia didukung oleh Oprah Winfrey dan dalam pidato penerimaannya ia berbicara penuh dengan filosofi New Age. Tak diragukan lagi, ia akan membawa kemajuan bagi segala gerakan anti-Kristen, termasuk homoseksualitas, environmentalism, feminisme, aborsi, globalisme, sosialisme, dan Islam. "Toleransi" yang dia bawakan merangkul semua pihak kecuali orang-orang percaya Alkitabiah, dan ketidaksukaannya akan dogmatisme ternyata tidak berlaku bagi dogmatisme menolak pengajaran-pengajar an Alkitab.

No comments: