Saturday, October 16, 2010

SEKSUALITAS DALAM ALKITAB

Pendahuluan

Kata seks dewasa ini menunjukkan bahwa istilah tersebut hampir selalu dipakai di dalam konteks imoralitas seksual (Yun: porneia - yang darinya kita memperoleh istilah “pornografi”). Ada yang berpikir bahwa Alkitab tidak banyak mengajar kita tentang seks, dan bahwa ketika Alkitab membicarakan tentang seksualitas, itu dilakukan hanya dalam bentuk yang negatif, bersifat melarang, dan terlalu sopan.

Tetapi ini merupakan kesimpulan yang agak dangkal. Alkitab berbicara banyak tentang seks, sebab Alkitab berbicara banyak tentang segala sesuatu. Maka, daripada hanya mencari istilah seks di dalam Alkitab, strategi yang lebih produktif adalah mencari di dalam Alkitab frasa segala sesuatu, sebab seks jelas merupakan salah satu bagian dari segala sesuatu. Berikut ini adalah contoh dari pencarian seperti ini, yang tersingkap dalam firman Allah yang berkuasa.

· Seks diciptakan oleh Allah (“Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu” - Kol 1:16)

· Seks terus ada oleh kehendak Kristus ( “segala sesuatu ada di dalam Dia” - Kol 1:17)

· Seks disebabkan oleh Allah (“segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya” -Ef.1:22)

· Kristus memperbaharui seks (“lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru” - Why 21:5)

· Seks Baik (“semua yang diciptakan Allah itu baik” - 1 Tim 4:4)

· Seks sah dalam konteks perkawinan (“segala sesuatu diperbolehkan” - 1 Kor 10:23)

· Ketika kita melakukan hubungan seks, kita harus melakukannya untuk kemulian Allah (“jika engkau meklakukan sesuatu yang lain, lakuk anlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” - 1 Kor 10:31)

· Seks dipakai oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi anak-anak Allah (“Allah turut bekerja dalam segala Sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” - Rm. 8:28)

· Kita harus bersyukur kepada Allah atas seks (“suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur” - 1 Tim 4:4)

· Seks harus dikuduskan oleh firman Alalh dan doa (“semua… dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa” - 1 Tim 4:4-5)

· Kita harus berjaga-jaga agar tidak diperbudak oleh seks (“Aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun” - 1 Kor 6:12)

· Kita tidak boleh bersungut-sungut tentang seks ( lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut-Fil 2:14)

· Kita harus bersukacita di dalam Tuhan selama melakukan hubungan seks (“bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan” –Fil 4:4)

· Kita harus puas di dalam seks (“supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu “- 2 Kor 9:8)

· Kita harus melakukan dan menginginkan hubungan seks dalam pengudusan dan penghormatan: “supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan- 1 Tes 4:4)

Pasangan hidup tidak boleh “saling menjauhi (secara seksual, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya mereka bisa mengabdikan diri pada doa (1 Kor 7:5)

Namun kemudian mereka diperintahkan untuk “kembali hidup bersama-sama (secara seksual), supaya iblis jangan menggodai (mereka) karena (mereka) tidak tahan bertarak” (1 Kor 7:5)

Dalam zaman yang bobrok ini, seks itu suci dan tidak suci (“bagi orang suci semuanya suci, tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati merka najis” - Tit 1:15).

Seks yang indah adalah ide dari Allah. Kidung Agung adalah keseluruhan kitab di dalam Alkitab yang disedikasikan untuk merayakan seks yang murni dalam pernikahan.

Rasa Malu Dalam Gereja

Salah satu hal yang merintangi pembahasan tentang seksualitas yang terus terang dan membangun adalah rasa malu. Rasa malu bisa benar, dan rasa malu bisa berdosa. Efesus 5:3 dan 12 sering menjadi alasan dari beberapa gereja dan teolog menjadi malu-malu untuk memulai pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan seks.

Orang Kristen tidak boleh merasa malu ketika membicarakan tentang seksualitas. Sebab sikap malu dan enggan yang tidak sehat dalam menghadapi isu-isu ini merupakan bentuk ketidak hormatan terhadap ciptaan Allah. Apa pun yang telah Tuhan jadikan itu adalah baik, dan segala sesuatu yang dijadikan Tuhan bertujuan mengungkapkan kemuliaanNya. Jika kita menanggapi seks dengan sikap ambivalen atau rasa malu, itu berarti kita memfitnah kebaikan Allah dan menyembunyikan kemuliaan Allah.

Seks yang Dirancang Allah

Seksualitas dirancang oleh Tuhan sebagai cara untuk mengenal Allah secara utuh.

Bahasa dan gambaran seksualitas adalah bahasa dan gambaran yang paling jelas dan paling kuat yang Alkitab gunakan untuk mengambarkan relasi antara Allah dan umatnya, baik secara positif ketika kita setia maupun secara negetif ketika kita tidak setia.

Gambaran kemurahan Tuhan yang diberikan secara Cuma-Cuma dan yang tidak layak kita terima ada dalam Yeh.16:4-10a. Dan, gambaran kesetian Allah dan Israel dilanjutkan dalm Yeh. 16:13:16, 32-33). Demikian juga dengan gambaran mengenai penghukuman Allah terhadap umat-Nya tercatat dalam Yeh.16:35-37). Pada akhirnya, gambaran terakhir ialah Allah menyerahkan Istri-Nya yang tidak setia ke dalam tangan para kekasihnya yang jahat, tetapi Allah yang adalah suami berjanji untuk menebus dan membayar dosa-dosa kita (ayat 59-60, 62-63).

Dalam Perjanjian Baru, sesudah Yesus mati dan bangkit dan mengumpulkan suatu umat bagi diriNya dan bagi Bapa di sorga, Rasul Paulus dalam Efesus 5:25-27 menyerukan kepada semua suami untuk hidup dengan Istri mereka seperti Allah mengasihi umatnya.

Allah menjadikan kita dengan seksualitas yang kuat sehingga Tuhan akan dikenal dengan lebih mendalam. Karena itu, segala penyalagunaan seksualitas kita (perzinahan, percabulan, fantasi-fantasi yang terlarang, masturbasi, pornografi, homoseksual, pemerkosaan, pelecehan seksual) merusak pengenalan yang benar terhadap Allah.

Jadi, Allah menjadikan kita dengan hasrat seksual sehingga akan ada bahasa untuk mengambarkan apa maksudnya bertaut pada-Nya dalam kasih dan apa artinya berpaling dari Dia kepada yang lain. Semua penyalahgunaan seksualitas kita merusakkan pengenalan sejati akan Kristus. Dan, semua penyalagunan seksualitas kita berasal dari tidak adanya pengenalan sejati akan Kristus.

Mengenal Allah Dirancang oleh Allah sebagai jalan untuk Menjaga dan Memandu Seksualitas Kita.

Segala penyalahgunaan seksualitas kita menghalangi atau merusak pengenalan yang benar akan Allah di dalam Kristus, tetapi hal sebaliknya juga memiliki pengaruh yang sangat kuat: pengenalan yang benar akan Allah di dalam Kristus berfungsi untuk menghindarkan penyalahgunaan seksualitas kita. Maka di satu sisi, seksualitas dirancan oleh Tuhan sebagai jalan untuk mengenal Kristus secara lebih penuh. Dan, di sisi lain, mengenal Kristus secara lebih penuh.

Mengenal Allah adalah jalan menuju kemurnian dan kesucian hudup. Sebaliknya, menindas pengenalan akan Allah akan membuat Alda menjadi korban kebobrokan (1Tes.4:3-5). Tidak mengenal Allah membuat Anda dikendalikan oleh hawa nafsu, dan hawa nafsu ini tidak mengenal belas kasihan (1Pet.1:14-15; Ef.4:22).

HAWA NAFSU

Seks berbeda dengan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah sebuah keinginan seksual dikurangi kehormatan dan kekudusan. Ketika kita bernafsu, kita mengambil hal yang baik dalam seksualitas dan menghilangkan darinya kehormatan terhadap sesama manusia dan keterikatan kepada Allah.

Hawa nafsu adalah sebuah sikap berhala dan ketamakan akan keinginan yang menolak aturan Allah dan mencari kepuasan yang terlepas dari-Nya. Allah mengatakan “jangan mengingini” (Keluaran 20:17). Tetapi hawa nafsu memberitahukan kita bahwa apa yang tidak kita miliki adalah apa yang kita butuhkan. Hawa nafsu mengingini apa yang dilarang (Yak.1:14).

Pemicu-Pemicu Hawa Nafsu

· Waktu dalam satu hari

· Tempat-tempat yang menggoda

· Televisi

· Koran dan Majalah

· Musik

· Internet

Masalah-Masalah Seks:

Masturbasi.
Masturbasi adalah tindakan menyentuh atau mengosok-gosok alat kelamin sendiri untuk mendapatkan kenikmatan. Dalam proses ini orang tersebut mungkin mencapai klimaks seksual atau mungkin juga tidak. Statistik menunjukkan bahwa 95 % laki-laki melakukan masturbasi. Sedangkan 5 % persennya dianggap berbohong. Sementara itu, sekitar 40 % perempuan dilaporkan melakukan masturbasi.

Alkitab memang tidak pernah secara eksplisit atau terang-terangan berbicara tentang masturbasi, tapi secara implisit Alkitab menyinggung hal tersebut.

Pertama, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa hawa nafsu itu salah (Mat.27-30). Seseorang tidak mungkin bisa bermasturbasi tanpa hawa nafsu.

Kedua, tindakan seksual tidak dimaksudkan untuk dialami sendirian atau untuk alasan-alasan yang egois.

Tindakan seksual dimaksudkan untuk mengikat seorang pria kepada istrinya dalam sebuah hubungan perjanjian. Masturbasi melanggar perjanjian antara suami dengan istrinya. Masturbasi mengajar manusia untuk memuaskan diri sendiri secara mental, fisik, dan emosi.

Bagaimana melepaskan diri atau mengatasi masturbasi?

· Perbaharui pikiran Anda mengenai seks. Harus diakui bahwa seks adalah milik Allah dan untuk kemulian-Nya. Seluruh yang kita lakukan sebagai makhluk seksual harus merupakan sebuah ekspresi kehormatan, kasih, dan rasa takut akan Tuhan (Ibr.13:4).

· Identifikasi waktu yang spesifik dalam satu hari dan lokasi-lokasi di mana Anda tergoda untuk bermasturbasi.

· Hafalkan ayat-ayat kunci Alkitab. 1 Tes. 4:3-6 dan Roma 6:12-14.

· Renungkan ayat-ayat Alkitab sebelum Anda tertidur.

· Bangunlah dari ranjang pada pagi hari segera setelah alarm Anda mati.

· Bersikaplah disiplin terhadap waktu Anda di kamar mandi dan terhadap bacaan dan tontonan yang membuat Anda tetap di sana.

· Saat godaan datang, arahkan kembali perhatian Anda dan lakukan sesuatu yang lain. Keluarlah dari kamar Anda, keluar untuk berjalan-jalan, atau aktifitas yang lain.

· Jangan bermain dengan pikiran. Larilah dari godaan dengan tidak menyentuh diri Anda sama sekali.

· Janganlah membuat masturbasi menjadi focus satu-satunya dari kehidupan spiritual Anda. Mintalah Allah untuk menunjukkan kepada Anda bagian-bagian lain yang mana dalam hidup Anda yang harus diubah
Homoseksual

Homoseksualitas adalah penyimpangan seksualitas yang melibatkan sesama jenis. Dengan kata lain, Homoseksualitas membuat perencanaan yang disengaja untuk memuaskan diri dan terlibat dalam fantasi atau prilaku seksual dengan sesama jenis.

Homoseksual adalah disorientasi seksual dari Heteroseksual. Suatu penyimpangan arah atau aliran utama seksualitas yang ditetapkan Allah. Seksualitas yang dirancang oleh Tuhan adalah Heteroseksual. Heteroseksualitas yaitu ketertarikan satu individu terhadap individu lain dengan jenis kelamin berbeda.

Semua manusia diciptakan Tuhan sebagai pribadi heteroseksual, yaitu prilaku seksual dengan orang yang berlawanan jenis. Ini adalah orientasi seksual yang normal dan ditetapkan Tuhan bagi manusia. Secara biologi, heteroseksualitas menjamin terjadinya pelestarian suatu spesies dengan memunculkan generasi berikutnya. Hal ini berarti prilaku homoseksualitas adalah perbuatan tidak normal, berdosa dan menyimpang.

Ada dua sebutan lain yang berkaitan dengan prilaku homoseksualitas, yakni Gay dan Lesbian.

Gay adalah istilah untuk laki-laki yang mengarahkan disorientasi seksualnya kepada sesama laki-laki atau disebut juga laki-laki yang mencintai laki-laki baik secara fisik, seksual, emosional.

Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan disorientasi seksualnya kepada sesama perempuan atau disebut juga perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual dan emosional.

Homoseksualitas bukanlah suatu seksualitas alternative atau orientasi seksual, tetapi suatu disorientasi emosi yang disebabkan oleh terhambatnya atau terbendungnya perkembangan emosi dalam aliran heteroseksual.

Fakta mengenai homoseksualitas.

· Homoseksualitas dapat diatasi

· Homoseksualitas adalah prilaku yang dipelajari.

· Homoseksualitas adalah pilihan yang berdosa, bukan bawaan sejak lahir.

· Homoseksualitas adalah masalah emosi, kejiwaan (psikologis), dan rohani.

· Homoseksualitas adalah ancaman kehidupan.

· Homoseksualitas dikutuk dan akan dihukum oleh Allah.

· Homoseksualitas tidak mendapatkan bagian dalam kerajaan Allah.

Asumsi-Asumsi yang salah mengenai homoseksualitas

· Prilaku homoseksualitas adalah bawaan sejak lahir. Para Psikolog sekuler beranggapan bahwa prilaku homoseksualitas disebabkan oleh factor biologis atau genetits. Hasil penelitian belakangan ini membuktikan bahwa anggapan prilaku homoseksualitas disebabkan factor biologis dan genetis terbukti salah.

· Homoseksualitas adalah alternatif yang tidak berbahaya. Anggapan ini jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Secara fisik, para pelaku homoseksual sangat akrab dengan penularan penyakit seksual seperti AIDS dan penyakit hepatitis B, kutil pada anus, herpes, gonorrehea, sipilis, dan shigellosis. Secara emosional, kaun homoseksual sangat rentan mengalami depresi. Dan secara rohani, para aktifis homoseksual adalah orang-orang yang jauh dari Allah.

· Dosa Sodom tidak ada hubungan dengan homoseksualitas, tetapi berkaitan dengan masalah keramah-tamahan. Kejadian 19:1-8 memberitahu kita bahwa ketika dua malaikat mengunjungi Lot dan hal itu diketahui oleh orang-orang Sodom, mereka meminta Lot menyerahkan dua orang (malaikat) itu, namun Lot malah menawarkan anak-anak perempuannya kepada mereka. Menurut mereka kata Ibrani yadah yang diterjemahkan “berhubungan seksual dengan” seharusnya berarti “berkenalan dengan”. Akan tetapi kitab Yudas membenarkan bahwa dosa Sodom adalah prilaku homoseksualitas (Yudas 1:7)

· Bacaan Alkitab yang menentang prilaku homoseksual tidak merujuk pada homoseksualitas yang kita kenal sekarang. Kelompok yang pro homoseksualitas berdalih bahwa Imamat 18:22 hanyalah menentang jenis homoseksualitas yang berkaitan dengan praktik penyembahan berhala. Klaim sejenis dilakukan dengan merujuk komentar Rasul Paulus mengenai prilaku homoseksualitas dalam Roma 1:24-27; 1Kor. 6:9-10: 1Tim.1:9-10). Mereka beranggapan bahwa Paulus tidak memikirkan hubungan homoseksual yang penuh kasih dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

· Prilaku homoseksualitas tidak dapat dihilangkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita dapat mengatasi homoseksual. Penyimpangan seksual ini dapat diubah. Iman dan pertobatan kepada Yesus Kristus dapat mengubah siapa pun yang mengalami disorientasi seksual.

I Korintus 6:9-11, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”

Bagaimana menolong para homoseksualitas agar berubah?

· Jangan menjauhi mereka. Mereka adalah orang-orang yang memerlukan pertolongan dan belas kasihan, bukan kutukan. Namun kita harus membedakan jika itu terjadi kepada mereka yang mengaku orang percaya dan anggota jemaat.

· Yakinkan bahwa prilaku homoseksualitas adalah dosa yang dikutuk Allah (Imam.18:22; Roma 1:26-27; 1Kor.9:6).

· Yakinkan mereka bahwa dosa homoseksualitas mendatangkan hukuman Allah. Ham dihukum Tuhan karena dosa homoseksual (Kejadian 9:22). Frase melihat aurat ayahnya menunjukkan ada suatu tindakan seksual yang dilakukan Ham kepada ayahnya. Sodon dihanguskan Allah karena dosa ini.

· Yakinkan bahwa mereka harus berkomitmen kuat untuk berubah. Sekedar keinginnan tidak membantu apa-apa.

· Yakinkan mereka bahwa Allah sanggup mengubah keadaan mereka yang sangat buruk sekalipun menjadi baru di dalam Kristus (Mzm 37:5; Yesaya 1:18).

By Alki Tombuku

No comments: