Saturday, August 22, 2015

Berita Bulan JULI 2014

LAPORAN LIFEWAY TENTANG KREMASI
(Berita Mingguan GITS 12 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Menurut sebuah survei tahun 2014 oleh badan riset Southern Baptist Convention, yaitu LifeWay Research, hanya 14% orang Amerika yang percaya bahwa kremasi adalah salah. Mengomentari survei tersebut, Scott McConnell, wakil presiden dari LifeWay Research, sama sekali tidak menentang praktek tersebut, hanya mencatat bahwa “tabu sosial tentang kremasi semakin memudar” (“Few Americans Have Qualms about Cremation,” LifeWayResearch.com, 27 Maret 2014). Jumlah kremasi di Amerika Utara telah meningkat dramati selama kurun waktu 40 tahun terakhir. Pada tahun 1975, hanya 6% dari orang yang mati dikremasi. Sampai dengan tahun 1996, angka masih berkisar di 20%, tetapi pada tahun 2010, sudah menjadi dua kali lipat, yaitu 40%, dan diperkirakan bahwa hingga tahun 2025, 56% orang mati di Amerika akan dikremasi. Di negara-negara bagian tertentu, persentasenya sudah jauh lebih tinggi: Nevada, 72%; Washington, 71%; Oregon and Hawaii, 69%; Montana, 65%; Maine, 64%; Colorado, 63%; Arizona, 62%; New Hampshire dan Alaska, 61%. Negara-negara bagian dengan tingkat persentase kremasi yang paling rendah adalah di daerah yang disebut “Bible Belt” – Mississippi, 14%; Alabama, 17%; Kentucky, 21%; Louisiana, 21%; West Virginia, 23%.
Menurut artikel di halaman depan USA Today, edisi 5 Desember 1995, meningkatnya penerimaan terhadap praktek kremasi berjalan seiring dengan menurunnya “rintangan agamawi terhadap kremasi.” Sangat menarik bahwa sebuah koran sekuler bisa melihat ada koneksi antara agama dan kremasi. Secara historis, penguburan Kristen telah menjadi kesaksian tentang iman akan kebangkitan tubuh, sementara kremasi telah dipraktekkan di kalangan Hindu dan lainnya yang menyangkali kebangkitan badani melainkan percaya reinkarnasi. Secara historis, ke mana pun Injil Kristus masuk dan diterima, praktek-praktek pagan (kafir) seperti kremasi telah ditolak. Ketika paganisme semakin masuk ke dalam masyarakat Amerika dan Kanada, dan sambil kompromi dan kesesatan rohani menghancurkan kuasa dari jemaat-jemaat, kremasi menjadi semakin populer.

ISIS MENGUMUMKAN KHALIFAH ISLAM
(Berita Mingguan GITS 5 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Grup teroris Muslim yang tadinya disebut Islamic State in Iraq and Levant (disingkat ISIL atau ISIS), sebuah pecahan radikal dari Al Qaeda yang telah menyerobot bagian-bagian besar dari Irak dan Siria, telah mengumumkan sebuah khalifah yang mereka sebut Islamic State (Negara Islam), jadi melepaskan nama mereka yang lain. Mereka mengumumkan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin mereka yaitu “khalifah bagi semua Muslim di semua tempat,” menuntut ketaatan dari semua Muslim, dan mengumumkan bahwa “legalitas semua emirat, kelompok, negara, dan organisasi, menjadi nul oleh ekspansi otoritas khalifah ini” (“Sunni Militants declare Islamic state,” Fox News, 30 Jun. 2014). Tujuan mereka akan menciptakan kembali kerajaan Islam yang pernah jaya di masa Otoman, tetapi mereka memiliki musuh sama banyak di dalam Islam dengan di luar Islam. Misalnya, para pemimpin semua “emirat, kelompok, negara, dan organisasi” yang diperintahkan untuk tunduk dan yang tidak mau sama sekali melakukan itu. Lalu, ada juga garis perpecahan antara Sunni dan Syiah, yang dimulai sejak meninggalnya Muhammad pada 632 AD. Kelompok Syiah menelusuri garis mereka kembali kepada sepupu Muhammad, Ali bin Abu Talib, sementara kelompok Sunni menelusuri garis mereka kembali ke penasihat Muhammad, Abu Bakr. Kedua kelompok ini saling bermusuhan sejak saat itu. “Ketegangan dan kekerasan mewarnai hubungan antara kedua kelompok ini di negara-negara tempat keduanya eksis” (“Sunni and Shiite Terrorist Networks,” Jerusalem Center for Public Affairs, 18 Des. 2002). [Editor: Pembaca Indonesia tentunya masih ingat konflik horizontal antara Sunni dan Syiah di negera kita].

Kelompok Sunni berjumlah sekitar 85-90% dari orang Muslim hari ini, termasuk mayoritas di Arab Saudi, Mesir, Qatar, Kuwait, UAE, Pakistan, Afghanistan, India, Tunisia, Gaza, Turki, Lebanon, dan juga Indonesia. Tetapi mungkin ada sekitar 100 juta orang Syiah dan mereka menjadi mayoritas di Iran, Irak, Siria, Bahrain, Azerbaijan, dan mungkin Yemen. ISIS berbasiskan Sunni dan telah mendeklarasikan bahwa Muslim Syiah layak mati (“ISIL terrorists raises flag at Turkish border,” AhlulBayt New Agency, 1 Juli 2014). Kelompok Sunni mendukung bentuk hukum syariah yang paling keras dan banyak grup teroris modern adalah beraliran Sunni, termasuk Al Qaeda, Taliban, Muslim Brotherhood, Salafi, Hamas, dan teroris Chechnya. Dilaporkan bahwa 70% dari pelaku pembunuhan teror pada tahun 2011 berasal dari golongan Sunni (National Counterterrorism Center, “Report on Terrorism,” 12 Maret 2012). Ini bukan berarti tidak ada teroris dari kelompok Syiah atau kelompok-kelompok lainnya. Dari pihak Syiah ada kelompok Hizbollah, dan Iran yang mayoritas Syiah telah sering mengancam akan memusnahkan eksistensi Israel. Baik Sunni dan Syiah biasanya bersatu dalam membenci Israel.

PARA PENELITI MENGOREKSI STATISTIK PERCERAIAN
(Berita Mingguan GITS 5 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Peneliti Shaunti Feldhahn, yang lulusan Harvard, telah menerbitkan sebuah buku, yang menantang statistik tingkat perceraian yang biasanya dipakai, baik mengenai masyarakat umum maupun “gereja.” Buku The Good News About Marriage: Debunking Discouraging Myths adalah hasil penyelidikan delapan tahun. Feldhahn mengatakan bahwa tingkat perceraian keseluruhan dalam masyarakat “adalah sekitar 31 persen” (untuk semua pernikahan, baik pernikahan pertama, kedua, maupun seterusnya), dan angka ini telah menurun selama banyak tahun; angka perceraian untuk pernikahan pertama adalah sekitar 20-25%; dan angka perceraian mereka “yang rutin pergi ke gereja” adalah “mungkin 15 persen, mungkin 20 persen untuk semua pernikahan (baik pertama, kedua, ketiga).” Tentu saja, istilah “gereja” dipakia dalam pengertian yang sangat umum di sini, tetapi saya pribadi (David Cloud) sejak dulu percaya bahwa angka perceraian bagi anggota-anggota gereja yang setia pada Alkitab sebenarnya sangat rencah. Ini adalah pengamatan pribadi saya selama 40 tahun terakhir dalam berjemaat, mendirikan jemaat, berkhotbah di lebih dari 500 gereja-gereja, dan berkomunikasi dengan para pemimpin dan anggota dari ribuan jemaat-jemaat. Saya meragukan bahwa angka perceraian di kalangan jemaat fundamental yang sungguh setia mencapai 5 persen bahkan. Dan saya mengenal orang-orang yang diselamatkan dan menjadi anggota jemaat yang setia setelah dia pernah bercerai, dan saya tidak teringat siapa pun dari mereka yang lalu cerai lagi (walaupun dalam masyarakat umum pernikahan kedua dan seterusnya cenderung lebih sulit berhasil). Keselamatan dan hidup yang sesuai dengan Alkitab jelas mengubah segala sesuatu! Bahkan untuk gereja-gereja yang disebut “Injili,” Feldhahn memberikan statistik bahwa angka perceraian adalah 10% atau kurang. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17).

INFO TERBARU MENGENAI PERCAKAPAN TUMBUHAN
(Berita Mingguan GITS 5 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari www.creationmoments.com, 19 Nov. 2013: “Di waktu-waktu sebelumnya, kami telah melaporkan bagaimana tumbuhan tertentu melepaskan zat-zat aromatika, yang disebut feromon, ketika mereka diserang. Dengan cara ini, mereka berkomunikasi dengan individu lain dari spesies mereka sendiri, dan bahkan juga kepada binatang. Penemuan-penemuan ini telah memimpin lebih banyak lagi peneliti untuk memasuki bidang penyelidikan ini, dan kini ada banyak hal yang sudah kita ketahui tentang komunikasi tumbuhan. Para peneliti melaporkan bahwa komunikasi tumbuhan ini terjadi lebih sering dan luas dari yang semula diperkirakan. Faktanya, mereka mencurigai bahwa hal ini universal terjadi di dunia tumbuhan. Lebih lanjut lagi, tumbuhan bukan hanya berkomunikasi dengan spesies mereka sendiri, tetapi juga dengan tumbuhan jenis lain dan bahkan binatang. Beberapa tumbuhan, seperti tembakau liar, bahkan tahu untuk tidak mengeluarkan sinyal komunikasi ketika calon penerima pesannya sedang tidak ada. Tumbuhan ini tidak mengeluarkan bau khas anti-ulat-bulu sampai malam hari. Pada malam harilah kupu-kupu malam biasanya menempatkan telur pada tumbuhan tembakau liar itu. Jika kupu-kupu menaruh telur di tumbuhan tersebut, ia akan memberi sinyal kepada sekutu-sekutunya, yaitu segala jenis serangga lain, untuk memakan telur-telur itu. Sekutu yang sama juga akan memakan hama lainnya yang menciderai tumbuhan. Para ilmuwan mengatakan bahwa bukan saja pesan sang tumbuhan bersifat spesifik, tetapi sepertinya individu tumbuhan akan memvariasikan pesannya tergantung kepada pengalaman pribadi. Bahwa tumbuhan bisa berkomunikasi dengan spesies lain adalah suatu keajaiban yang tidak bisa dijelaskan berdasarkan mutasi acak. Bahwa pesan mereka bisa sedemikian spesifik menandakan intelijensi sang Pencipta mereka.”

MORAVIA MENYETUJUI PENAHBISAN HOMOSEKSUAL
(Berita Mingguan GITS 12 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Propinsi Bagian Utara dari Gereja Moravia Amerika Utara, baru-baru ini menyetujui penahbisan orang-orang homoseksual (Religious News Service, 24 Juni 2014). Keputusan yang diambil dalam sidang sinode 2014 ini, disetujui melalui pemungutan suara, 181-62. Gereja Moravia juga memutuskan untuk membuat sebuah seremoni agamawi yang khusus untuk “pasangan sesama jenis.” Elizabeth Miller, Presiden dari Konferensi Penatua Propinsi Bagian Utara, mengatakan, “Kaum Moravia memahami bahwa panggilan Allah bagi kita adalah untuk menyambut semua orang, karena penerimaan Allah jauh lebih besar dari yang kita bayangkan.” Sungguh, memang Allah mengundang semua orang kepada keselamatan melalui Injil Yesus Kristus, tetapi hanya mereka yang bertobat dan percaya kepada Kristus yang diterima. Rasul Paulus memberitakan supaya orang “bertobat kepada Allah, dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus” (Kis. 20:21).
Gereja Moravia didirikan oleh Jan Hus, yang dibakar pada sebuah tiang pembakaran tahun 1415 oleh Gereja Roma Katolik. Gereja Moravia ini telah mengalami banyak transformasi. Pada abad 17 dan 18, Gereja Moravia memperlihatkan semangat penginjilan yang kuat dan rela berkorban, walaupun mereka tetap memegang kesalahan theologis tertentu, seperti baptisan bayi. Sekarang Gereja ini telah sejak lama menjadi liberal, dan adalah salah satu anggota pertama dari World Council of Churches yang modernistik. Di seluruh dunia, Gereja Moravia mengklaim lebih dari 1 juta anggota, kebanyakan di Afrika Timur.

DIODA KUPU-KUPU YANG MEMANCARKAN CAHAYA
(Berita Mingguan GITS 12 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini dari www.creationmoments.com, 4 Juli 2014: “Walaupun kecil, sisik dari sayap kupu-kupu swallowtail sangat mirip dengan desain dioda (tuba elektron) yang memancarkan cahaya. Kita katakan mirip karena desain ini lebih dekat dengan suatu dioda pemancar cahaya yang terspesialisasi, yang mengeluarkan enam kali lebih banyak cahaya daripada LED standar. Sayap kupu-kupu swallowtail yang berwarna biru-hijau tertutupi oleh jutaan sisik-sisik kecil. Setiap sisik yang mikroskopik itu memiliki tiga lapisan. Lapisan paling atas terbuat dari ribuan silinder kosong (hollow) yang membentuk pola sarang lebah (honeycomb). Ada pigmen fluorescent di dalam sisi-sisi sel-sel tersebut. Lapisan kedua menambahkan warna biru-kehijauan pada cahaya yang masuk, dan lapisan paling bawah mereleksikannya kembali keluar. Ketika cahaya masuk, lapisan atas memfokuskan cahaya itu dan memantulkan semua cahaya biru-hijau yang masuk. Lapisan kedua mengubah semua cahaya lainnya yang masuk – termasuk cahaya ultraviolet – menjadi biru-hijau, dan lapisan paling bawah memantulkannya kembali keluar. Efisiensi dari struktuk yang rapuh ini sudah dibandingkan dengan LED yang memiliki kristal fotonik dua dimensi yang mengeluarkan enam kali lebih banyak cahaya daripada LED reguler. Sebagaimana disampaikan oleh seorang ilmuwan, mereka sama sekali tidak menyangka bahwa desain itu akan sedemikian 'tepat' dan 'halus.' Tentu saja desain ini tepat dan halus, mempertunjukkan pemahaman yang luar biasa tentang sifat cahaya! Desain ini berasal dari Pencipta yang sama yang menciptakan cahaya itu sendiri!

MANTAN USKUP AGUNG CANTERBURY MEMPRAKTEKKAN MEDITASI BUDDHA/KATOLIK
(Berita Mingguan GITS 26 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Rowan Williams, mantan Uskup Agung Canterbury, mengaakan bahwa ia mempraktekkan suatu kombinasi meditasi cara Buddha/Katolik/Ortodoks. Setiap pagi dia mengulangi doa yang sama sambil melakukan latihan pernapasan. Disebut “Doa Yesus,” doa ini terdiri dari repetisi kosong dari kata-kata “Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, kasihanilah aku, seorang berdosa.” Dia mengatakan bahwa “keterpaparan dan interaksi dengan dunia Buddha, khususnya, telah membuat saya sadar akan praktek-praktek yang tidak jauh berbeda dari 'Doa Yesus' dan memperkenalkan saya kepada disiplin-disiplin yang semakin memperkuat keheningan dan fokus fisik yang diperlukan dalam doa itu” (“Rowan Williams: How Buddhism Helps Me Pray,” The Telegraph, London, 2 Juli 2014). Dia mengatakan bahwa praktek tersebut membantu dia melepaskan dirinya sendiri dari “gambar-gambar dan pikiran-pikiran yang menganggu dan melayang-layang.” Mempraktekkan teknik imajinasi mental, dia membayangkan tubuh manusia seperti suatu goa yang dilewati oleh nafas. Dia mengatakan bahwa para pengikut teknik-teknik ini dalam mencapai “tingkatan atas” dan menjadi sadar akan suatu “terang internal yang tidak terputus.”
Praktek-praktek perenungan yang tidak alkitabiah, seperti Doa Yesus, doa visualisasi, doa nafas, dan doa pemusat, sangatlah berbahaya. Banyak orang yang mempraktekkan hal-hal ini pada akhirnya menjadi percaya akan konsep kafir tentang Allah, seperti Pantheisme (Allah adalah segala sesuatu) dan panentheism (Allah ada dalam segala sesuatu). Melalui praktek-praktek ini, orang biasanya menjadi semakin ekumenis dalam pemikiran. Doa kontemplatif adalah salah satu balok penting pembangung gereja-esa-sedunia akhir zaman. 

ORANG-ORANG KRISTEN DI IRAK DIBERI PILIHAN, MASUK ISLAM, BAYAR PAJAK, ATAU MATI
(Berita Mingguan GITS 26 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Christians Get Islamic State's Warning,” Al Jazeera, 19 Juli 2014: “Kelompok Islamic State telah mengancam orang-orang Kristen di kota Irak, Mosul, dengan kematian jika mereka tidak masuk Islam atau membayar semacam pajak, demikian diketahui oleh Al Jazeera. Kelompok pemberontak Sunni tersebut memberikan perintah ini dalam sebuah surat setelah sholat Jumat. Dokumen tersebut, yang diperoleh oleh Al Jazeera, menyatakan bahwa perintah ini dikeluarkan setelah pemimpin-pemimpin Kristen gagal untuk menghadiri sebuah pertemuan yang diserukan oleh kelompok Islam tersebut. Sebagai respons, kelompok Islam itu mengatakan dalam surat itu bahwa orang-orang Kristen harus masuk Islam, atau membayar pajak non-Muslim, yang disebut sebagai jiziya, atau meninggalkan harta benda mereka dan pergi dari kota. Gagal melakukan hal ini akan berakibat hukuman mati, 'sebagai jalan terakhir.'
Mosul, kota kedua terbesar di Irak, dikuasai oleh kelompok Islamic State dan sekutu mereka bulan lalu. ...Sebelum serangan itu, komunitas Kristen di Mosul diperkirakan ada 3000 orang. Banyak yang diperkirakan sudah lari dari kota bersama dengan sepertiga populasi di sana. Mereka yang melarikan diri melaporkan bahwa gereja-gereja dan toko-toko milik orang Kristen dihancurkan di kota itu. ...Islamic State, yang pernah dikenal sebagai ISIL atau ISIS, telah mengeluarkan tuntutan yang serupa di daerah-daerah yang mereka kuasai di Siria, dan telah memposting gambar orang-orang Kristen disalibkan karena tidak taat perintah di Raqqa.”

HAKIM AUSTRALIA MENGATAKAN BAHWA INSES BISA JADI TIDAK AKAN TABU LAGI
(Berita Mingguan GITS 26 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Seorang hakim Australia telah mengatakan bahwa inses ke depannya bisa jadi tidak tabu lagi. Hakim Garry Neilson dari New South Wales mengatakan bahwa sebagaimana homoseksualitas pernah dianggap tidak wajar, tetapi sekarang diterima luas, demikian juga inses kini juga harus diterima (“Australian Judge Says,” The Telegraph, London, 10 Juli 2014). Dia mengatakan bahwa walaupun inses dapat menyebabkan kecacatan pada keturunan, hal ini “semakin tidak relevan karena tersedianya kontrasepsi dan aborsi.” Ini tidak mengejutkan. Jika homoseksualitas diterima sebagai alami dan pantas, maka tidak ada lagi garis batas yang jelas mengenai kegiatan seksual apapun. Penerimaan akan homoseksualitas pada akhirnya menghancurkan konsep moralitas seksual dan pernikahan.

LEM SUPER MILIK REMIS
(Berita Mingguan GITS 26 Juli 2014, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari www.creationmoments.com, 20 Nov. 2013: “Cobalah memakai lem super dalam situasi basah, dan anda akan temukan bahwa lemnya tidak begitu super. Bahkan epoxy sekalipun tidak bisa bekerja di dalam air. Para ilmuwan akhirnya memutuskan untuk belajar dari kerang remis yang “rendahan” untuk belajar membuat lem yang lebih baik untuk lingkungan yang basah. Remis memproduksi lem mereka di bawah air, tetapi lem itu bisa menahan tekanan seribu pon per inci kuadrat. Lem dari remis bahkan bisa menempel ke Teflon! Remis mulai membuat lem dalam dua bagian, setiap bagian dibuat oleh kelenjar yang berbeda. Satu kelenjar menghasilkan protein-protein yang mirip resin. Kelenjar yang satu lagi membuat bahan pengerasnya. Ketika keduanya dicampurkan, maka lem itu akan mengeras menjadi suatu benang hanya dalam dua menit. Sang remis akan membuat banyak benang-benang seperti ini sambil ia mengikat diri kepada sebuah batu. Sambil semakin banyak benang yang terbentuk, mereka mulai saling melilit satu sama lain, sehingga ikatan itu semakin kuat. Remis membuat antara lima hingga sepuluh benang protein yang berbeda, dan dengan hati-hati membatasi perlilitan mereka supaya menghasilkan kekuatan yang maksimal. Tanpa campuran ini, ikatan akan rapuh dan mudah hancur. Ciptaan Allah sungguh didesain secara ajaib. Desain-desainNya masih terus mengajari kita bagaimana melakukan hal-hal yang sederhana sekalipun, secara lebih baik. Teori evolusi bergantung kepada kejadian-kejadian acak, yang sekalipun kita percayai, tidak bisa mengajar kita apa-apa.”

Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer

No comments: